Jumat, 29 Agustus 2025

Merdeka Lanjutan

 Hari ini berlangsung semi final pertandingan voli dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di lingkungan kantor/lokasi pelaksanaan. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian lomba dan perlombaan yang diselenggarakan untuk memupuk semangat kebersamaan, sportivitas, dan rasa nasionalisme di antara ASN, P3K dan CPNS.

Pertandingan semi final voli berjalan dengan seru dan penuh semangat. Dua tim terbaik yang lolos dari babak sebelumnya saling berhadapan untuk memperebutkan tiket menuju babak final. Setiap pemain menunjukkan kemampuan terbaiknya, mulai dari passing, servis, smash, hingga blok yang kompak. Suasana di sekitar lapangan ramai oleh dukungan penonton, dengan yel-yel dan tepuk tangan yang memompa semangat para pemain.

Selain sebagai ajang hiburan, pertandingan ini juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar tim, membangun kerja sama, serta menghadirkan nuansa kegembiraan dalam suasana kemerdekaan. Semangat "bersatu, berkompetisi dengan sehat, dan saling menghargai" sangat terasa sepanjang pertandingan.

Setelah pertandingan semi final selesai, tim yang menang akan maju ke babak final, sementara tim lain tetap diapresiasi atas partisipasi dan usahanya. Kegiatan olahraga seperti ini tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga mencerminkan semangat merdeka yang aktif, produktif, dan penuh kebersamaan.

Selamat kepada seluruh peserta, dan merdeka dalam semangat sehat dan kebersamaan!

 


Kamis, 28 Agustus 2025

Pengamatan Lanjutan

 Hari ini dilakukan pengamatan lanjutan terhadap irisan melintang ranting tanaman Mallotus menggunakan mikroskop cahaya, sebagai bagian dari kajian anatomi tumbuhan untuk mendukung identifikasi taksonomi dan evaluasi karakteristik struktural tanaman lokal.

Irisan melintang yang telah dibuat sebelumnya dengan mikrotom atau pisau bedah tipis diperiksa secara seksama untuk mengamati struktur jaringan sekunder dan primer pada batang muda hingga setengah dewasa. Pengamatan difokuskan pada beberapa komponen utama, yaitu:

  • Kulit luar (epidermis): Terlihat utuh dengan lapisan kutikula yang tipis, menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan lembab.
  • Korteks: Terdiri dari beberapa lapisan sel parenkim yang longgar, berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan dan air.
  • Endodermis: Jelas terlihat sebagai lapisan sel yang membatasi korteks dan stele, dengan pita Caspary yang mulai terbentuk, berperan dalam pengaturan masuknya air dan hara ke dalam silinder vaskuler.
  • Silinder vaskuler (stela): Menunjukkan susunan tipe konsentris sirkuler dengan xilem dan floem yang teratur. Pembuluh xilem tampak lebih tebal dan gelap, menandakan aktivitas pengangkutan air yang aktif.
  • Kambium vaskuler: Terdeteksi sebagai lapisan tipis antara xilem dan floem, menunjukkan adanya potensi pertumbuhan sekunder meskipun pada tingkat yang masih terbatas di bagian ranting muda.
  • Empulur (medula): Berada di bagian pusat batang, terdiri dari sel-sel parenkim besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan.

Beberapa karakteristik anatomi ini konsisten dengan ciri famili Euphorbiaceae, di mana Mallotus termasuk, seperti adanya jaringan parenkim yang luas, susunan vaskuler yang khas, dan kehadiran sel-sel berdinding tebal di beberapa lapisan.

Pengamatan lanjutan ini membantu memperkuat identifikasi taksonomi tanaman Mallotus berdasarkan ciri morfologi dan anatomi, serta memberikan informasi penting terkait potensi fungsional jaringan tanaman, seperti daya hantar air, ketahanan struktural, dan potensi kandungan metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi.

Hasil pengamatan akan didokumentasikan secara rinci bersama gambar mikrograf untuk menjadi bahan referensi dalam penelitian lebih lanjut, khususnya terkait pemanfaatan bagian tanaman Mallotus sebagai sumber bahan alam obat tradisional.

 

Trichoma daun


Irisan melintang ranting


Stomata daun









Rabu, 27 Agustus 2025

Identifikasi Taksonomi Tanaman

 Hari ini diterima sampel tanaman lokal yang terdiri dari akar, batang, daun, dan buah dari spesies tanaman obat lokal. Sampel ini diberikan untuk keperluan identifikasi taksonomi tanaman, sebagai bagian dari pendukung data dalam penelitian di bidang farmasi.

Tujuan dari identifikasi taksonomi adalah untuk mengetahui nama ilmiah (nomenklatur) yang tepat, famili, genus, dan spesies dari masing-masing tanaman, guna memastikan keakuratan bahan alam yang digunakan dalam penelitian. Hal ini sangat penting karena banyak tanaman lokal memiliki nama daerah yang berbeda-beda namun mengacu pada spesies yang sama, atau sebaliknya, nama yang sama digunakan untuk spesies berbeda.

Proses identifikasi dilakukan melalui:

  • Pengamatan morfologi makroskopis pada setiap bagian tanaman (bentuk daun, tekstur batang, ciri akar, struktur buah).
  • Pembandingan dengan herbarium atau literatur taksonomi yang valid.
  • Dokumentasi digital (fotografi bagian tanaman) sebagai referensi pendukung.

Dengan identifikasi taksonomi yang akurat, hasil penelitian menjadi lebih valid, dapat direplikasi, dan dapat dipublikasikan secara ilmiah. Selain itu, kegiatan ini juga turut berkontribusi dalam pelestarian pengetahuan lokal dan inventarisasi kekayaan hayati yang berpotensi menjadi bahan baku obat tradisional atau obat modern.

Kegiatan ini menjadi dasar penting dalam membangun bank informasi tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk penelitian, tetapi juga untuk pengembangan produk herbal, edukasi, dan konservasi sumber daya alam.








Trikoma Daun


Kantong Klorofil

Selasa, 26 Agustus 2025

Pemeliharaan Tanaman

Hari ini dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman lombok yang telah ditanam sebelumnya, meliputi penyiraman rutin dan pembersihan gulma di sekitar tanaman. Penyiraman dilakukan secara hati-hati agar tanah tetap lembab namun tidak tergenang, mendukung pertumbuhan akar yang sehat. Gulma yang tumbuh di sekitar batang dan area perakaran dibersihkan secara manual untuk mengurangi persaingan dalam menyerap air dan unsur hara, sekaligus mencegah tempat persembunyian hama dan penyakit.

Selain merawat tanaman yang sudah tumbuh, juga dilakukan pembuatan lubang tanam baru untuk menanam anakan lombok tambahan. Lubang dibuat dengan jarak tanam yang sesuai standar (sekitar 50 cm x 50 cm), dengan ukuran yang cukup luas agar akar dapat berkembang dengan baik. Sebelum penanaman, setiap lubang diberi pupuk kandang matang dan sedikit aplikasi Trichoderma sebagai perlindungan awal terhadap penyakit tanah.

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kondisi tanaman tetap optimal, mendukung pertumbuhan yang seragam, serta mempersiapkan lahan bagi anakan lombok baru agar dapat tumbuh dengan baik dan cepat beradaptasi di lingkungan tanamnya.

 








Senin, 25 Agustus 2025

Penjadwalan Pemeliharaan Tanaman

Jadwal pemeliharaan tanaman yang telah dibuat dan diaplikasikan untuk tanaman sawi dan cabai, dengan dosis dan takaran yang disesuaikan menggunakan ukuran aqua gelas 220 ml sebagai satuan takar praktis, untuk 5 liter air (1 ember hitam kecil):

 

JADWAL APLIKASI PUPUK & ZPT

Hari

Tanaman

Aplikasi

Takaran

Senin

Sawi dan Cabai

Pesnab (Pestisida Nabati)

1 aqua gelas (220 ml) cairan Pesnab

Selasa

Sawi dan Cabai

Pesnab (Pestisida Nabati)

1 aqua gelas (220 ml) cairan Pesnab

Rabu

Sawi

POC (Pupuk Organik Cair)

1 aqua gelas (220 ml) POC sabut kelapa

Rabu

Cabai

ZPT Organik (Zat Pengatur Tumbuh)

1 aqua gelas (220 ml) cairan ZPT

 

🧴 Keterangan Takaran (1 Aqua Gelas = 220 ml)

  • 1 ember hitam kecil = 5 liter air → digunakan sebagai satuan dasar aplikasi.
  • Semua larutan (Pesnab, POC, ZPT) sudah dalam bentuk cair siap pakai dan sudah difermentasi sebelumnya.
  • Larutan dicampur merata dengan air dalam ember, lalu diaplikasikan dengan penyiraman pada perakaran atau penyemprotan daun, tergantung jenis aplikasi.

🌿 Penjelasan Aplikasi

  1. Pesnab (Senin & Selasa)
    • Digunakan untuk mengendalikan hama secara alami (seperti kutu daun, ulat, dan aphids).
    • Diberikan dua hari berturut-turut sebagai pengendalian intensif atau pencegahan dini.
    • Aplikasi sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari agar tidak cepat menguap dan lebih efektif.
  2. POC untuk Sawi (Rabu)
    • Pupuk organik cair dari fermentasi sabut kelapa memberikan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan daun yang cepat dan hijau.
    • Meningkatkan kesuburan tanah dan aktivitas mikroba di sekitar akar.
  3. ZPT untuk Cabai (Rabu)
    • Zat Pengatur Tumbuh organik (mengandung ekstrak air kelapa, daun kelor, dan mikroba) membantu merangsang pertumbuhan akar, batang, dan pembentukan bunga.
    • Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.


 

Kontrol


Jambu Air 6 Tahun Akhirnya Berbunga Berkat Trichoderma + Beauvaria

Testimoni

Terobosan Baru di Mbay: Jambu Air 6 Tahun Akhirnya Berbunga Berkat Trichoderma + Beauvaria

Sebuah kisah sukses dari Nagekeo yang membuktikan kehebatan agen hayati dalam merangsang pembungaan tanaman buah


Latar Belakang: Dilema Jambu Air yang Tak Kunjung Berbuah

Di tengah hamparan hijau Mbay, Kabupaten Nagekeo, terdapat sebuah pohon jambu air yang telah menjadi "tanda tanya besar" bagi pemiliknya. Pohon yang ditanam dari biji sekitar 6 tahun silam ini tumbuh subur dengan daun lebat dan batang kokoh, namun satu hal yang membuatnya istimewa: belum pernah berbuah sekalipun.

Seperti yang kita ketahui, tanaman jambu air yang ditanam dari biji memang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai fase reproduktif dibandingkan dengan tanaman hasil cangkok atau okulasi. Namun, 6 tahun adalah periode yang cukup panjang, dan hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi para petani dan praktisi pertanian di daerah tersebut.

Inisiatif Inovatif: Penerapan Agen Hayati Trichoderma + Beauvaria

Melihat kondisi ini, Ibu Ivon Wea, seorang praktisi pertanian di Nagekeo Mbay, mengambil inisiatif untuk mencoba pendekatan yang berbeda. Dengan dukungan penuh dari Ibu Dewi Manek, Kepala UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, dilakukan aplikasi agen hayati yang diproduksi oleh Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati.

Formulasi yang digunakan adalah kombinasi Trichoderma + Beauvaria, dua jenis mikroorganisme yang memiliki peran penting dalam:

  • Trichoderma: Jamur antagonis yang berfungsi sebagai biofertilizer dan bioprotektan
  • Beauvaria: Jamur entomopatogen yang juga memiliki efek positif terhadap pertumbuhan tanaman

Metode Aplikasi yang Sederhana namun Efektif

Aplikasi dilakukan dengan metode yang sangat praktis:

Tanggal Aplikasi: 2 Agustus 2024

Cara Aplikasi:

  • Agen hayati Trichoderma + Beauvaria dicampurkan dengan air
  • Larutan dikocorkan pada area perakaran tanaman jambu air
  • Aplikasi dilakukan secara merata di sekitar zona perakaran

Keunggulan metode kocor:

  • Mudah diserap akar tanaman
  • Distribusi merata pada rhizosfer
  • Aplikasi yang ekonomis dan praktis

Hasil Mengejutkan: Bunga Muncul dalam 13 Hari!

Yang membuat testimoni ini istimewa adalah kecepatan respons tanaman yang luar biasa. Hanya dalam waktu 13 hari sejak aplikasi pertama (15 Agustus 2024), tanaman jambu air yang selama 6 tahun tidak pernah berbunga mulai menunjukkan tanda-tanda pembungaan.

Timeline Keberhasilan:

  • 2 Agustus 2024: Aplikasi Trichoderma + Beauvaria
  • 15 Agustus 2024: Bunga pertama mulai terlihat
  • Durasi: Hanya 13 hari untuk melihat hasil

Analisis Ilmiah: Mengapa Trichoderma + Beauvaria Bekerja?

Mekanisme Kerja Trichoderma:

  1. Peningkatan Penyerapan Hara: Trichoderma membantu tanaman menyerap nutrisi lebih efisien
  2. Produksi Hormon Pertumbuhan: Menghasilkan auxin, cytokinin, dan gibberellin yang merangsang pembungaan
  3. Perbaikan Struktur Tanah: Meningkatkan aerasi dan drainase di zona perakaran
  4. Proteksi Akar: Melindungi sistem perakaran dari patogen tanah

Peran Beauvaria dalam Sistem:

  1. Pengendalian Hama Tanah: Mengurangi stres pada tanaman akibat serangan hama
  2. Stimulasi Pertumbuhan: Memiliki efek growth promoting pada tanaman
  3. Sinergi dengan Trichoderma: Menciptakan lingkungan rhizosfer yang optimal

Implikasi untuk Pengembangan Pertanian di NTT

Keberhasilan aplikasi ini memiliki beberapa implikasi penting:

1. Solusi untuk Tanaman Lambat Berbuah

Hasil ini menunjukkan bahwa agen hayati dapat menjadi solusi efektif untuk tanaman buah yang lambat memasuki fase reproduktif.

2. Teknologi Ramah Lingkungan

Penggunaan mikroorganisme beneficial sebagai alternatif pupuk kimia dan pesticide sintetik.

3. Potensi Replikasi

Metodologi sederhana ini dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman buah lainnya.

4. Pemberdayaan Petani Lokal

Teknologi yang mudah diadopsi oleh petani dengan modal terjangkau.

Peran Strategis Laboratorium Hayati Dinas Pertanian NTT

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT yang telah:

  • Memproduksi agen hayati berkualitas tinggi
  • Menyediakan dukungan teknis aplikasi
  • Memfasilitasi transfer teknologi ke petani
  • Melakukan monitoring dan evaluasi hasil

Testimoni dan Harapan ke Depan

"Saya tidak menyangka bahwa dalam waktu yang begitu singkat, pohon jambu air yang sudah 6 tahun tidak berbunga ini akhirnya menunjukkan tanda-tanda akan berbuah. Ini benar-benar terobosan yang luar biasa," ungkap Ibu Ivon Wea.

Ibu Dewi Manek sebagai Kepala UPTD juga menyatakan optimisme tinggi terhadap pengembangan teknologi agen hayati ini untuk diterapkan secara lebih luas di wilayah NTT.

Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan keberhasilan awal ini, beberapa langkah tindak lanjut yang direncanakan:

  1. Monitoring Berkelanjutan: Pengamatan perkembangan bunga hingga menjadi buah
  2. Dokumentasi Lengkap: Pencatatan seluruh tahapan pertumbuhan
  3. Replikasi pada Tanaman Lain: Uji coba pada berbagai jenis tanaman buah
  4. Pelatihan Petani: Sosialisasi teknologi kepada petani lokal
  5. Penelitian Lanjutan: Optimalisasi dosis dan frekuensi aplikasi

Kesimpulan

Testimoni penggunaan Trichoderma + Beauvaria pada tanaman jambu air di Mbay, Nagekeo ini membuktikan bahwa:

  • Agen hayati dapat menjadi solusi efektif untuk masalah tanaman yang lambat berbuah
  • Teknologi sederhana dapat memberikan hasil yang luar biasa
  • Kolaborasi antara praktisi lapangan dan institusi penelitian menghasilkan inovasi yang bermanfaat
  • Potensi besar pengembangan pertanian berkelanjutan di NTT melalui pemanfaatan mikroorganisme beneficial

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi petani lain untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian di Nusa Tenggara Timur.

Terlihat tanaman jambu sudah mulai berbunga


Dekat pohon ada lubang biopori, ini sebagian dimasukan kesini dan dekat batang pohonnya

Jumat, 22 Agustus 2025

Memeriahkan Lomba 17an di Kantor

Hari ini turut serta dalam memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di lingkungan kantor dengan mengikuti berbagai perlombaan 17-an yang diselenggarakan secara meriah dan penuh semangat kebersamaan. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur, nasionalisme, dan kekompakan antar pegawai, serta menciptakan suasana kerja yang lebih santai, menyenangkan, dan penuh kekeluargaan.

Berbagai perlombaan tradisional digelar, seperti lomba tarik tambang, balap karung, estafet air, makan kerupuk, dan lomba memasukkan paku ke dalam botol, yang diikuti dengan antusias oleh seluruh staf, termasuk CPNS, petugas laboratorium, dan pegawai lainnya. Suasana penuh tawa, semangat, dan dukungan satu sama lain menambah hangatnya perayaan ini.

Partisipasi dalam kegiatan 17-an tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mempererat tali silaturahmi, membangun kerja sama tim, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air dalam lingkungan kerja. Semangat kemerdekaan yang dirayakan hari ini diharapkan dapat terus menginspirasi semangat kerja, inovasi, dan dedikasi dalam mendukung pembangunan pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

 











Penyerahan Hasil Identifikasi

 Hari ini dilakukan penyerahan hasil identifikasi sampel cairan fermentasi alga kepada Bapak Hendra Sembiring dari Lembaga Tani Ternak Indonesia. Penyerahan ini merupakan bagian dari kerja sama dan alih pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya lokal untuk mendukung pertanian dan peternakan berkelanjutan.

Hasil identifikasi mencakup temuan mikrobiologis dari cairan fermentasi alga, termasuk jenis mikroorganisme yang terdeteksi seperti bakteri Bacillus dan Pseudomonas, serta jamur peluluh bahan organik seperti Trichoderma, yang berpotensi sebagai agens hayati dan peningkat kualitas fermentasi. Selain itu, dilaporkan pula kandungan nutrisi pendukung yang dihasilkan selama proses fermentasi, seperti senyawa organik, asam amino, dan hormon tumbuh alami yang bermanfaat bagi tanaman maupun ternak.

Penyerahan disertai penjelasan singkat mengenai proses pengujian, metode pengamatan mikroskopis, serta potensi pemanfaatan alga fermentasi sebagai bahan baku pupuk organik cair, biostimulan tanaman, atau bahkan sebagai suplemen pakan ternak jika dikembangkan lebih lanjut.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan inovasi bersama antara laboratorium dengan lembaga mitra, sekaligus mendorong pemanfaatan alga sebagai sumber daya lokal yang bernilai tinggi, ramah lingkungan, dan dapat diakses oleh petani dan peternak secara mandiri.

 


Kamis, 21 Agustus 2025

Menanam Tanaman Lombok

Hari ini dilakukan kegiatan penanaman anakan lombok (bibit cabai) pada lahan yang telah disiapkan sebelumnya. Lahan yang sudah melalui proses penggemburan, pembuatan bedengan, serta pemberian pupuk kandang matang, kini siap untuk ditanami.

Penanaman dilakukan secara hati-hati agar akar anakan lombok tidak rusak. Lubang tanam dibuat dengan jarak yang sesuai umumnya 50 cm x 50 cm untuk memastikan pertumbuhan tanaman optimal, sirkulasi udara baik, dan memudahkan dalam pemeliharaan. Setiap lubang diberi sedikit Trichoderma atau pupuk organik sebelum tanam sebagai perlakuan awal untuk melindungi akar dari serangan penyakit tanah.

Anakan lombok yang sebelumnya dipelihara dalam polybag dipindahkan satu per satu ke lubang tanam, lalu akar ditutup dengan tanah secara perlahan dan ditekan pelan-pelan agar tanaman tegak dan stabil. Setelah tanam, dilakukan penyiraman secukupnya agar tanaman tidak mengalami stres dan dapat beradaptasi dengan cepat di lokasi baru.

Kegiatan ini menandai awal dari fase pertumbuhan tanaman lombok di lahan produksi. Keberhasilan penanaman akan sangat mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat, produktivitas tinggi, dan ketahanan terhadap hama serta penyakit, terutama dengan dukungan media tanam yang subur dan penggunaan agens hayati sejak awal.

 


Rabu, 20 Agustus 2025

Persiapan Lahan dan Pembuatan POC

Hari ini dilakukan dua kegiatan utama dalam rangka mendukung budidaya tanaman secara organik dan berkelanjutan.

Pertama, dilakukan persiapan lahan untuk penanaman cabai. Kegiatan ini meliputi penggemburan tanah menggunakan cangkul atau garpu tanah agar struktur tanah menjadi lebih gembur dan drainase membaik. Gulma, sisa akar tanaman sebelumnya, serta bahan-bahan pengganggu lainnya dibersihkan untuk menciptakan kondisi lahan yang optimal. Setelah itu, lahan dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai untuk memudahkan drainase dan pemeliharaan tanaman. Sebagai langkah awal pemupukan, diberikan pupuk kandang matang secara merata untuk meningkatkan kesuburan dan bahan organik tanah sebelum tanam.

Kedua, dilakukan persiapan Pupuk Organik Cair (POC) dari sabut kelapa yang sebelumnya telah menjalani proses fermentasi. Sabut kelapa yang sudah difermentasi selama beberapa minggu dicampur kembali dengan air, disaring, dan diencerkan sesuai dosis untuk aplikasi pada tanaman sawi. POC dari sabut kelapa kaya akan bahan organik, kalium, dan senyawa humat yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan kesehatan tanah, dan memperkuat ketahanan tanaman. Cairan POC ini siap diaplikasikan melalui penyiraman di sekitar perakaran tanaman sawi secara berkala untuk mendukung pertumbuhan optimal.

Kedua kegiatan ini menunjukkan upaya pemanfaatan sumber daya lokal secara efektif, ramah lingkungan, dan mendukung sistem pertanian organik yang berkelanjutan.

 





Selasa, 19 Agustus 2025

Pengamatan

Hari ini Pengamatan pada media agar NA pertumbuhan algae, terlihat cawan petri yang berisi media agar (kemungkinan PDA atau media serupa) dengan beberapa koloni mikroorganisme yang tumbuh secara tersebar. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai hasil pengamatan isolasi alga:


1. Deskripsi Visual Koloni

  • Warna: Koloni-koloni berwarna putih hingga krem, yang merupakan ciri umum dari jamur atau kapang.
  • Bentuk dan tekstur: Koloni tampak bulat, padat, dan sedikit menonjol dari permukaan media. Beberapa koloni memiliki bentuk seperti bunga atau kerucut kecil, menunjukkan pertumbuhan miselium yang aktif.
  • Jumlah: Terdapat banyak koloni yang tersebar secara merata di seluruh permukaan media, menandakan bahwa sampel alga mengandung populasi mikroba yang cukup tinggi.
  • Media: Media tampak transparan dan agak kuning kecoklatan, kemungkinan karena adanya ekstrak alga atau senyawa organik dari fermentasi.

2. Interpretasi Morfologi

Berdasarkan morfologi koloni:

  • Jamur (kapang): Koloni putih dengan tekstur padat sangat khas dari jamur dekomposer, seperti Trichoderma, Aspergillus, atau Penicillium. Jenis-jenis ini sering ditemukan dalam lingkungan alga karena mereka mampu memecah senyawa kompleks seperti lignin dan selulosa.
  • Kemungkinan kontaminasi: Tidak terlihat koloni berwarna gelap (hitam, biru, hijau), yang biasanya menandakan jamur patogen atau kapang lainnya. Namun, perlu dilakukan pengamatan mikroskopis untuk memastikan identifikasi akurat.

3. Sumber Sampel: Alga

  • Sampel awal berasal dari alga laut (rumput laut), yang merupakan habitat yang kaya akan mikroorganisme. Selama proses fermentasi atau ekstraksi, alga dapat menjadi substrat bagi pertumbuhan mikroba.
  • Mikroba yang tumbuh pada media ini kemungkinan besar adalah mikroba endofit atau epifit yang hidup bersama alga, baik sebagai simbiotik maupun sebagai dekomposer.

4. Langkah Selanjutnya

Untuk memastikan identitas mikroba yang tumbuh, langkah-langkah berikut harus dilakukan:

  1. Pengambilan koloni murni: Gunakan ose steril untuk mengambil satu koloni dan menempatkannya pada media baru menggunakan metode streak plate untuk mendapatkan kultur murni.
  2. Pengamatan mikroskopis: Uji struktur hifa, spora, dan konidia untuk mengidentifikasi jenis jamur.
  3. Uji biokimia atau molekuler: Jika diperlukan, lakukan uji seperti uji hemolisis, produksi enzim, atau PCR untuk identifikasi spesies.

Kesimpulan

Gambar menunjukkan bahwa isolasi dari sampel alga berhasil menghasilkan pertumbuhan mikroba, terutama jamur yang tumbuh dalam bentuk koloni putih padat. Ini menunjukkan bahwa alga mengandung mikroorganisme potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan biopestisida, pupuk organik cair, atau agens hayati lainnya. Identifikasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan jenis mikroba yang tumbuh dan mengevaluasi manfaatnya bagi pertanian.

 



Jumat, 15 Agustus 2025

Pengamatan

Hari ini dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri pada media yang mengandung alga fermentasi, sebagai bagian dari evaluasi proses fermentasi dan analisis mikrobiologis terhadap kualitas serta keamanan produk. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan aktivitas bakteri yang tumbuh dalam atau bersama alga selama proses fermentasi, baik sebagai mikroba pendukung maupun potensi kontaminan.

Hasil Pengamatan Mikroskopis

  • Terlihat adanya sel-sel bakteri berbentuk batang (basil) dan bola (kokus) yang tersebar di sekitar filamen alga atau menempel pada permukaannya.
  • Beberapa sel bakteri terlihat aktif bergerak (motil), menunjukkan bahwa mereka masih hidup dan metabolik.


Kamis, 14 Agustus 2025

Pengamatan Mikroskopis dan Penuangan Fermentasi Algae

Hari ini dilakukan dua kegiatan pengamatan mikrobiologis penting terkait produk fermentasi hayati. Pertama, pengamatan mikroskopis terhadap cairan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang telah difermentasi, bertujuan untuk memastikan keberadaan dan kondisi mikroorganisme yang menjadi agens aktif di dalamnya. Kedua, dilakukan penuangan langsung cairan fermentasi alga ke media PDA (Potato Dextrose Agar) untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jenis jamur atau bakteri yang tumbuh sebagai bagian dari evaluasi kualitas dan stabilitas produk.

1. Pengamatan Mikroskopis Cairan ZPT

Cairan ZPT yang mengandung campuran Trichoderma, Pseudomonas, Bacillus, ekstrak daun kelor, air kelapa, dan molase diperiksa secara mikroskopis menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 100x–400x. Tujuannya adalah untuk:

  • Mengidentifikasi keberadaan jamur (miselium dan spora) seperti Trichoderma.
  • Mendeteksi sel bakteri hidup dari Pseudomonas dan Bacillus.
  • Memastikan tidak ada kontaminasi mikroorganisme merugikan.

Hasil pengamatan menunjukkan:

  • Terdapat hifa septate yang bercabang tipikal Trichoderma, dengan beberapa konidia berbentuk bulat yang masih melekat pada konidiofor.
  • Sel bakteri batang pendek terlihat melimpah, konsisten dengan morfologi Bacillus dan Pseudomonas.
  • Tidak ditemukan struktur mikroba mencurigakan atau tanda kontaminasi berat seperti protozoa atau bakteri filamen patogen.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme target masih aktif dan terdistribusi dengan baik dalam cairan ZPT, menandakan bahwa proses fermentasi berjalan optimal dan produk masih dalam kondisi layak guna.

2. Penuangan Langsung Cairan Fermentasi Alga ke Media PDA

Sebagai bagian dari evaluasi kualitas fermentasi alga, cairan fermentasi alga langsung dituangkan (pour plate method) ke dalam media PDA steril yang masih cair dan hangat. Tujuan dari metode ini adalah:

  • Mengisolasi mikroorganisme yang hidup dalam cairan fermentasi alga.
  • Mengetahui jenis jamur atau bakteri yang tumbuh, baik sebagai mikroba pengurai bermanfaat maupun potensi kontaminan.

Prosedur dilakukan secara aseptik:

  • 1 ml cairan fermentasi alga dicampur merata dengan ±15 ml PDA cair steril dalam cawan petri.
  • Campuran didiamkan hingga membeku, lalu diinkubasi pada suhu ruang (±27–28°C) selama 3–7 hari.

Pengamatan awal setelah 48 jam menunjukkan:

  • Mulai muncul koloni putih berbentuk benang (hifa) yang menyebar, mengindikasikan pertumbuhan jamur peluluh bahan organik, kemungkinan besar Trichoderma atau kapang lain yang terlibat dalam fermentasi.
  • Beberapa koloni kecil berwarna kuning keemasan juga muncul, yang diduga merupakan bakteri seperti Bacillus spp. yang tahan terhadap pH asam media PDA.
  • Tidak ada pertumbuhan koloni berlendir atau berwarna mencolok yang mengindikasikan kontaminasi berat.

Kesimpulan

  • Cairan ZPT masih mengandung mikroorganisme hayati yang aktif (Trichoderma, Bacillus, Pseudomonas), menunjukkan bahwa produk masih efektif untuk digunakan.
  • Fermentasi alga mengandung mikroba dekomposer yang potensial, terutama jamur dan bakteri pengurai, yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai agens dalam produksi pupuk organik cair atau bioinput hayati.
  • Metode penuangan langsung (pour plate) terbukti efektif untuk memantau populasi mikroba dalam cairan fermentasi.

Kedua kegiatan ini penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk hayati, serta menjadi dasar dalam pengembangan formulasi yang stabil, efektif, dan bebas kontaminan.

 





Rabu, 13 Agustus 2025

pembuatan tepung daun kelor

Hari ini dilakukan kegiatan pembuatan tepung daun kelor sebagai bahan organik multifungsi dalam pengelolaan laboratorium hayati. Daun kelor (Moringa oleifera) dipilih karena dikenal kaya akan nutrisi, terutama protein, vitamin, mineral, dan asam amino esensial, yang sangat bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan mikroorganisme maupun tanaman.

Proses pembuatan tepung dimulai dari pemilihan daun kelor segar yang sehat dan bebas hama, kemudian dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan lalu menggunakan pengering dengan suhu terkendali agar kualitas nutrisi tetap terjaga. Setelah benar-benar kering, daun digiling halus hingga menjadi tepung kelor berwarna hijau terang yang siap digunakan dan disimpan dalam wadah tertutup kedap udara.

Tepung kelor yang dihasilkan digunakan sebagai bahan tambahan protein alami dalam berbagai aplikasi, antara lain:

  1. Media tumbuh agens hayati (APH):
    Tepung kelor ditambahkan ke dalam media fermentasi sebagai sumber nitrogen organik untuk mendukung pertumbuhan mikroba seperti Trichoderma, Pseudomonas, dan Bacillus. Kandungan protein dan asam amino dalam kelor membantu meningkatkan populasi dan aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi.
  2. Bahan pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami:
    Dalam formulasi ZPT organik, tepung kelor berperan sebagai stimulan biologis yang membantu merangsang pertumbuhan akar, daun, dan sistem kekebalan tanaman. Senyawa aktif seperti zeatin (sitokinin alami) dalam kelor turut berkontribusi dalam mempercepat pertumbuhan vegetatif.
  3. Pengembangan produk inovatif lainnya:
    Selain untuk aplikasi pertanian, tepung kelor juga menjadi bahan dasar pengembangan produk lain seperti:
    • Pupuk organik cair berkualitas tinggi.
    • Pakan hayati untuk hewan uji (jika dikombinasikan dengan bahan lain).
    • Produk edukasi atau pelatihan bagi petani tentang pemanfaatan tanaman lokal.

Kegiatan ini tidak hanya mendukung kemandirian laboratorium dalam menyediakan input hayati berkualitas, tetapi juga mempromosikan pemanfaatan sumber daya lokal yang murah, mudah diperoleh, dan berkelanjutan. Dengan mengolah daun kelor menjadi tepung, nilai gunanya ditingkatkan secara signifikan, baik untuk sektor pertanian maupun kesehatan tanaman secara holistik.



Identifikasi Mikoriza