Hari ini dilakukan dua kegiatan pengamatan mikrobiologis penting terkait
produk fermentasi hayati. Pertama, pengamatan mikroskopis terhadap cairan ZPT
(Zat Pengatur Tumbuh) yang telah difermentasi, bertujuan untuk memastikan
keberadaan dan kondisi mikroorganisme yang menjadi agens aktif di dalamnya.
Kedua, dilakukan penuangan langsung cairan fermentasi alga ke media PDA (Potato
Dextrose Agar) untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jenis jamur atau bakteri
yang tumbuh sebagai bagian dari evaluasi kualitas dan stabilitas produk.
1. Pengamatan Mikroskopis Cairan
ZPT
Cairan ZPT yang mengandung
campuran Trichoderma, Pseudomonas, Bacillus, ekstrak daun
kelor, air kelapa, dan molase diperiksa secara mikroskopis menggunakan
mikroskop cahaya pada perbesaran 100x–400x. Tujuannya adalah untuk:
- Mengidentifikasi keberadaan jamur (miselium dan
spora) seperti Trichoderma.
- Mendeteksi
sel bakteri hidup dari Pseudomonas dan Bacillus.
- Memastikan
tidak ada kontaminasi mikroorganisme merugikan.
Hasil pengamatan menunjukkan:
- Terdapat hifa septate yang bercabang tipikal Trichoderma,
dengan beberapa konidia berbentuk bulat yang masih melekat pada
konidiofor.
- Sel bakteri batang pendek terlihat melimpah,
konsisten dengan morfologi Bacillus dan Pseudomonas.
- Tidak ditemukan struktur mikroba mencurigakan atau
tanda kontaminasi berat seperti protozoa atau bakteri filamen patogen.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mikroorganisme target masih aktif dan terdistribusi dengan
baik dalam cairan ZPT, menandakan bahwa proses fermentasi berjalan optimal dan
produk masih dalam kondisi layak guna.
2. Penuangan Langsung Cairan Fermentasi Alga ke Media PDA
Sebagai bagian dari evaluasi kualitas fermentasi alga, cairan fermentasi
alga langsung dituangkan (pour plate method) ke dalam media PDA steril yang
masih cair dan hangat. Tujuan dari metode ini adalah:
- Mengisolasi
mikroorganisme yang hidup dalam cairan fermentasi alga.
- Mengetahui
jenis jamur atau bakteri yang tumbuh, baik sebagai mikroba pengurai
bermanfaat maupun potensi kontaminan.
Prosedur dilakukan secara
aseptik:
- 1 ml
cairan fermentasi alga dicampur merata dengan ±15 ml PDA cair steril dalam
cawan petri.
- Campuran
didiamkan hingga membeku, lalu diinkubasi pada suhu ruang (±27–28°C)
selama 3–7 hari.
Pengamatan awal setelah 48 jam
menunjukkan:
- Mulai muncul koloni putih berbentuk benang (hifa)
yang menyebar, mengindikasikan pertumbuhan jamur peluluh bahan organik,
kemungkinan besar Trichoderma atau kapang lain yang terlibat dalam
fermentasi.
- Beberapa koloni kecil berwarna kuning keemasan juga
muncul, yang diduga merupakan bakteri seperti Bacillus spp. yang
tahan terhadap pH asam media PDA.
- Tidak ada pertumbuhan koloni berlendir atau
berwarna mencolok yang mengindikasikan kontaminasi berat.
Kesimpulan
- Cairan ZPT masih mengandung mikroorganisme hayati
yang aktif (Trichoderma, Bacillus, Pseudomonas),
menunjukkan bahwa produk masih efektif untuk digunakan.
- Fermentasi alga mengandung mikroba dekomposer yang
potensial, terutama jamur dan bakteri pengurai, yang dapat dimanfaatkan
lebih lanjut sebagai agens dalam produksi pupuk organik cair atau bioinput
hayati.
- Metode penuangan langsung (pour plate) terbukti
efektif untuk memantau populasi mikroba dalam cairan fermentasi.
Kedua kegiatan ini penting untuk
menjaga kualitas dan keamanan produk hayati, serta menjadi dasar dalam
pengembangan formulasi yang stabil, efektif, dan bebas kontaminan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar