Kamis, 31 Juli 2025
Pentingnya Regenerasi di Bidang Hama Penyakit
Rabu, 30 Juli 2025
Aktivitas harian
Hari ini aktivitas dimulai dengan pemeliharaan tanaman, khususnya anakan lombok yang sebelumnya dibibitkan dalam polybag. Anakan tersebut dipindahkan ke posisi yang lebih terbuka agar mendapatkan paparan sinar matahari secara optimal, karena cahaya matahari yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif yang sehat, seperti pembentukan daun, batang yang kokoh, dan persiapan adaptasi sebelum tanam di lapangan. Selain itu, anakan lombok disusun secara rapi dan teratur dalam bedengan atau rak pembibitan untuk memudahkan perawatan, sirkulasi udara yang baik, serta menghindari kerusakan akibat tumpang tindih antar tanaman.
Setelah perawatan tanaman selesai, dilanjutkan dengan pengamatan
terhadap pertumbuhan isolat Trichoderma yang sebelumnya telah
diremajakan pada media agar. Pengamatan dilakukan secara visual untuk
mengevaluasi kondisi koloni, meliputi kecepatan tumbuh, warna, tekstur, dan
penyebaran miselium. Isolat yang diremajakan menunjukkan pertumbuhan yang aktif
dengan koloni berwarna putih, menyebar cepat, dan memiliki struktur hifa yang
khas, menandakan bahwa Trichoderma tumbuh dengan baik.
Selain itu, juga dilakukan inokulasi Trichoderma
hasil eksplorasi dari lapangan sebelumnya ke media agar segar. Proses inokulasi dilakukan secara aseptik
menggunakan ose steril untuk memindahkan sedikit miselium dari isolat awal ke
media PDA (Potato Dextrose Agar) dalam cawan petri. Tujuannya adalah untuk
memperbanyak dan menjaga kemurnian kultur, sekaligus memastikan bahwa isolat
lokal yang diperoleh dari lingkungan seperti kebun kakao tetap hidup dan dapat
digunakan untuk kegiatan pengendalian hayati maupun penelitian lebih lanjut.
Kegiatan ini
merupakan bagian penting dari upaya menjaga ketersediaan agens hayati lokal
yang efektif dan adaptif terhadap kondisi setempat, sekaligus mendukung
pengembangan pertanian berkelanjutan berbasis mikroba
Selasa, 29 Juli 2025
Penandaan isolat dan pengamatan
Hari ini dilakukan kegiatan penandaan isolat yang tumbuh pada media agar,
dengan fokus pada identifikasi potensi pertumbuhan Trichoderma. Berikut
adalah langkah-langkah dan penjelasan rinci mengenai aktivitas tersebut:
1. Penandaan Isolat
- Setelah sampel tanah dianalisis dan diinokulasi
pada media agar , beberapa koloni mikroorganisme mulai tumbuh
setelah inkubasi selama beberapa hari.
- Dalam gambar sebelumnya, terlihat bahwa ada
beberapa koloni yang menunjukkan ciri-ciri awal pertumbuhan jamur,
seperti:
- Warna: Koloni berwarna putih hingga krem.
- Tekstur: Ada struktur benang-benang (miselium)
yang membentuk jaringan di permukaan media.
- Bentuk: Beberapa koloni memiliki pola yang mirip
dengan pertumbuhan jamur.
Dari pengamatan makroskopis ini,
dipilih beberapa koloni yang terindikasi sebagai Trichoderma untuk
dilanjutkan ke tahap identifikasi lebih lanjut.
2. Pembuatan Preparat
untuk Mikroskop
Setelah memilih koloni-koloni
yang menunjukkan potensi sebagai Trichoderma, dilakukan pembuatan
preparat untuk observasi mikroskopis. Langkah-langkahnya meliputi:
a. Pengambilan Sampel
- Menggunakan
ose steril, ambil sedikit bagian dari koloni yang ditandai sebagai calon Trichoderma.
- Pastikan hanya mengambil bagian miselium aktif
(bagian yang tampak aktif tumbuh dan tidak rusak).
b. Pembuatan Preparat
- Tempatkan sampel miselium pada slide mikroskop.
- Tambahkan beberapa tetes larutan air atau larutan
klarifikasi (misalnya, KOH 5%) untuk membantu melembutkan struktur
miselium dan mempermudah pengamatan.
- Tutupi dengan tutupan silinder (cover slip) untuk mencegah udara masuk dan menjaga preparat tetap stabil.
3. Observasi Mikroskopis
Setelah preparat siap, dilakukan
pengamatan menggunakan mikroskop cahaya biasa atau mikroskop cahaya polarisasi
untuk memeriksa struktur hifa dan spora. Hal-hal yang diamati meliputi:
a. Struktur Hifa
- Bentuk: Hifa Trichoderma umumnya bersifat septate,
yaitu memiliki sel-sel yang dipisahkan oleh septum (dinding sel).
- Ketebalan: Hifa Trichoderma biasanya tebal
dan kuat, dengan diameter yang cukup besar dibandingkan dengan beberapa
jenis jamur lainnya.
- Warna: Saat dilihat di bawah mikroskop, hifa Trichoderma
sering kali tampak transparan atau agak kuning kekuningan.
b. Spora dan Struktur
Reproduktif
- Trichoderma sering kali menunjukkan spora
konidial yang berkumpul dalam bentuk konidiophore (struktur reproduksi). Spora ini biasanya berbentuk bulat
atau oval dan tersebar secara padat.
- Beberapa
spesies Trichoderma juga dapat menunjukkan chlamydospores (spora
yang lebih besar dan tahan lama), yang sering terlihat sebagai struktur
yang lebih tebal dan padat.
c. Morfologi Umum
- Miselium Trichoderma biasanya tumbuh dengan
pola yang rapat dan membentuk koloni padat dengan tekstur kapas.
- Warna koloni pada media agar biasanya putih hingga
krem, sesuai dengan apa yang terlihat pada gambar sebelumnya.
4. Hasil Pengamatan
Setelah melakukan pengamatan
mikroskopis, hasilnya menunjukkan bahwa:
- Struktur hifa yang diamati sesuai dengan
karakteristik Trichoderma, yaitu:
- Septate (berseptum).
- Tebal dan kuat.
- Memiliki pola pertumbuhan yang merambat
(filamentous).
- Adanya indikasi spora konidial atau struktur
reproduktif lainnya yang khas dari Trichoderma.
5. Konfirmasi dengan
Literatur
Untuk memastikan identifikasi,
hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur tentang Trichoderma.
Ciri-ciri yang cocok termasuk:
- Morphologi hifa (septate, tebal, kuat).
- Pola pertumbuhan koloni (putih hingga krem, padat).
- Struktur spora dan konidiophore.
Jika semua karakteristik sesuai,
maka dapat disimpulkan bahwa isolat tersebut kemungkinan besar adalah Trichoderma.
Kesimpulan
Melalui aktivitas penandaan
isolat, pembuatan preparat, dan pengamatan mikroskopis, berhasil diidentifikasi
bahwa beberapa koloni yang tumbuh pada media agar memiliki morfologi yang
sesuai dengan Trichoderma. Hasil ini penting karena Trichoderma
merupakan mikroba hayati yang sangat berguna dalam pengendalian penyakit
tanaman, perbaikan tanah, dan produksi pupuk organik cair.
Selanjutnya, isolat ini dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk aplikasi praktis dalam pertanian hayati,
seperti pengendalian hayati penyakit tanaman atau pembuatan biopestisida.
| hasil pengamatan koloni 3 |
| Preparat 1 |
| hifa Trichoderma (pengamatan sementara) |
Pengamatan Isolat Trichoderma |
| penandaan untuk pemurnian |
Senin, 28 Juli 2025
Identifikasi
Identifikasi
1. Media dan Kontainer
- Media
yang digunakan adalah PDA (Potato Dextrose Agar) atau media serupa, yang
biasanya digunakan untuk pertumbuhan jamur dan kapang.
- Media
ini dituangkan ke dalam cawan petri tertutup dengan tutup transparan, yang
memungkinkan pengamatan koloni secara langsung.
2. Koloni Mikroorganisme
- Pada
permukaan media, terlihat beberapa koloni mikroorganisme yang tumbuh:
- Warna:
Koloni memiliki warna putih hingga krem, yang umumnya merupakan
karakteristik pertumbuhan jamur atau kapang.
- Bentuk:
Beberapa koloni memiliki bentuk bulat atau oval, sementara yang lain
menunjukkan pola yang lebih kompleks seperti benang-benang yang membentuk
jaringan.
- Tekstur:
Ada koloni yang tampak padat dan kenyal, serta ada yang lebih halus dan
tersebar luas.
3. Pertumbuhan Mikroba
- Jamur/Kapang:
- Pertumbuhan
berbentuk benang-benang putih (miselium) yang membentuk jaringan di
sekitar koloni utama sangat khas dari pertumbuhan jamur atau kapang.
- Beberapa
koloni juga menunjukkan struktur seperti spora, yang dapat dilihat
sebagai bagian dari pertumbuhan jamur.
- Bakteri:
- Tidak
ada indikasi kuat adanya pertumbuhan bakteri karena media PDA tidak biasa
mendukung pertumbuhan bakteri. Namun, jika ada kontaminasi, bakteri
mungkin tumbuh dalam bentuk koloni kecil, basah, dan transparan, tetapi
tidak tampak dominan dalam gambar ini.
4. Label Sampel
- Label
pada cawan petri menyatakan "Tanah B 10⁻³", yang menunjukkan
bahwa sampel ini berasal dari tanah yang telah diberi perlakuan
pengenceran 10⁻³ (pengenceran 1:1000).
- Pengenceran
dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah mikroorganisme cukup rendah
sehingga koloni-koloninya dapat terpisah dan mudah diamati.
5. Interpretasi Hasil
- Dominasi
Jamur/Kapang: Pertumbuhan yang dominan pada media PDA menunjukkan bahwa jamur
atau kapang adalah mikroorganisme utama yang berkembang dari sampel tanah
tersebut.
- Variasi
Koloni: Adanya variasi dalam bentuk dan tekstur koloni menunjukkan bahwa
sampel tanah mengandung berbagai jenis mikroorganisme, termasuk
kemungkinan spesies jamur atau kapang yang berbeda.
- Kontaminasi
Bakteri: Meskipun tidak dominan, ada kemungkinan kecil adanya kontaminasi
bakteri, tetapi tidak terlihat jelas dalam gambar ini.
6. Langkah Selanjutnya
Untuk identifikasi lebih akurat, langkah-langkah tambahan
yang dapat dilakukan meliputi:
- Pengamatan
Mikroskopis:
- Ambil
sampel dari koloni menggunakan ose steril dan amati di bawah mikroskop
untuk melihat struktur mikroskopis seperti miselium, spora, atau sel
bakteri.
- Uji
Morfologi dan Biokimia:
- Lakukan
uji morfologi lanjutan untuk mengidentifikasi jenis jamur/kapang, seperti
Trichoderma, Aspergillus, atau Penicillium.
- Jika
diperlukan, lakukan uji biokimia atau molekuler (PCR) untuk konfirmasi
spesies.
- Inokulasi
Kembali:
- Isolasi
koloni individu untuk memastikan bahwa setiap koloni adalah populasi
mikroba yang murni.
Kesimpulan Sementara
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel tanah mengandung
mikroorganisme, terutama jamur atau kapang, yang tumbuh aktif pada media PDA.
Pertumbuhan ini sesuai dengan ekspektasi karena media PDA adalah media selektif
untuk jamur. Untuk identifikasi lebih pasti, diperlukan analisis mikroskopis
dan uji morfologi lebih lanjut.
Pengamatan
Hari ini dilakukan pengamatan mikroskopis terhadap
pertumbuhan mikroorganisme pada media PDA (Potato Dextrose Agar) yang
sebelumnya telah diinokulasi dengan sampel tanah dari lokasi eksplorasi. Hasil
pengamatan menunjukkan adanya pertumbuhan berbentuk benang-benang putih
menyebar di permukaan media, yang secara morfologi menyerupai miselium jamur.
Struktur tersebut tampak halus, berjaring, dan mulai membentuk koloni yang
semakin luas seiring waktu inkubasi.
Namun, identifikasi pasti belum dapat ditentukan karena
karakteristik morfologi awal tersebut bisa dimiliki oleh berbagai jenis
mikroorganisme, termasuk jamur seperti Trichoderma, Aspergillus,
atau bahkan kapang lain yang bersifat umum di lingkungan. Selain itu, lokasi
pengambilan sampel berada di dekat pemukiman dan bekas area pembakaran sampah,
yang berpotensi tinggi terhadap kontaminasi mikroba lingkungan yang tidak
diinginkan, meskipun di lokasi tersebut juga terdapat tanaman kakao dan
sebelumnya pernah diberi perlakuan Trichoderma.
Karena adanya faktor lingkungan yang kompleks, kehadiran
benang putih tersebut belum bisa dipastikan sebagai Trichoderma atau
mikroorganisme lainnya hanya dari pengamatan makroskopis dan mikroskopis awal.
Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pewarnaan
mikroskopis, atau analisis morfologi spora secara detail, untuk memastikan
jenis mikroorganisme yang tumbuh. Proses pengamatan tetap dilanjutkan dengan
mencatat perkembangan koloni dari hari ke hari guna membedakan pola pertumbuhan
dan ciri khas yang lebih spesifik.
Jumat, 25 Juli 2025
Pengenceran demi Trichoderma
Hari ini dilakukan pengenceran media tanah yang dieksplorasi sehari sebelumnya, sebagai bagian dari proses isolasi mikroorganisme tanah. Tanah yang telah dikumpulkan dari lokasi eksplorasi diencerkan secara bertahap hingga tingkat 10⁻³ menggunakan larutan steril seperti aquades atau garam fisiologis. Pengenceran dilakukan dengan metode serial dilution, yaitu setiap 1 gram tanah dicampur dengan 9 ml larutan steril, lalu dihomogenkan, dan dari campuran tersebut diambil 1 ml untuk diencerkan kembali pada tabung berikutnya, hingga mencapai pengenceran 10⁻³.
Tujuan dari
pengenceran ini adalah untuk mengurangi kepadatan mikroorganisme dalam sampel
tanah sehingga memungkinkan terbentuknya koloni yang terpisah dan mudah
diidentifikasi saat ditumbuhkan pada media agar. Dengan pengenceran yang tepat,
diharapkan diperoleh jumlah koloni yang tidak terlalu rapat, memudahkan dalam
proses isolasi dan seleksi mikroba potensial seperti Trichoderma atau mikroba lain yang bermanfaat bagi pertanian.
Proses ini
merupakan langkah penting dalam teknik mikrobiologi tanah untuk memastikan
hasil isolasi yang akurat dan representatif dari populasi mikroba yang ada di
lapangan.
-
Hari ini diterima sampel tanaman lokal yang terdiri dari akar, batang, daun, dan buah dari spesies tanaman obat lokal. Sampel ini diberikan...
-
Hari ini dilakukan kegiatan pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami menggunakan bahan-bahan organik dan mikroorganisme bermanfaat. Tujuan ...
-
Hari ini dilanjutkan proses pembuatan pupuk organik cair (POC) dari sabut kelapa yang sebelumnya telah direndam selama kurang lebih 6 hari....