Identifikasi
1. Media dan Kontainer
- Media
yang digunakan adalah PDA (Potato Dextrose Agar) atau media serupa, yang
biasanya digunakan untuk pertumbuhan jamur dan kapang.
- Media
ini dituangkan ke dalam cawan petri tertutup dengan tutup transparan, yang
memungkinkan pengamatan koloni secara langsung.
2. Koloni Mikroorganisme
- Pada
permukaan media, terlihat beberapa koloni mikroorganisme yang tumbuh:
- Warna:
Koloni memiliki warna putih hingga krem, yang umumnya merupakan
karakteristik pertumbuhan jamur atau kapang.
- Bentuk:
Beberapa koloni memiliki bentuk bulat atau oval, sementara yang lain
menunjukkan pola yang lebih kompleks seperti benang-benang yang membentuk
jaringan.
- Tekstur:
Ada koloni yang tampak padat dan kenyal, serta ada yang lebih halus dan
tersebar luas.
3. Pertumbuhan Mikroba
- Jamur/Kapang:
- Pertumbuhan
berbentuk benang-benang putih (miselium) yang membentuk jaringan di
sekitar koloni utama sangat khas dari pertumbuhan jamur atau kapang.
- Beberapa
koloni juga menunjukkan struktur seperti spora, yang dapat dilihat
sebagai bagian dari pertumbuhan jamur.
- Bakteri:
- Tidak
ada indikasi kuat adanya pertumbuhan bakteri karena media PDA tidak biasa
mendukung pertumbuhan bakteri. Namun, jika ada kontaminasi, bakteri
mungkin tumbuh dalam bentuk koloni kecil, basah, dan transparan, tetapi
tidak tampak dominan dalam gambar ini.
4. Label Sampel
- Label
pada cawan petri menyatakan "Tanah B 10⁻³", yang menunjukkan
bahwa sampel ini berasal dari tanah yang telah diberi perlakuan
pengenceran 10⁻³ (pengenceran 1:1000).
- Pengenceran
dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah mikroorganisme cukup rendah
sehingga koloni-koloninya dapat terpisah dan mudah diamati.
5. Interpretasi Hasil
- Dominasi
Jamur/Kapang: Pertumbuhan yang dominan pada media PDA menunjukkan bahwa jamur
atau kapang adalah mikroorganisme utama yang berkembang dari sampel tanah
tersebut.
- Variasi
Koloni: Adanya variasi dalam bentuk dan tekstur koloni menunjukkan bahwa
sampel tanah mengandung berbagai jenis mikroorganisme, termasuk
kemungkinan spesies jamur atau kapang yang berbeda.
- Kontaminasi
Bakteri: Meskipun tidak dominan, ada kemungkinan kecil adanya kontaminasi
bakteri, tetapi tidak terlihat jelas dalam gambar ini.
6. Langkah Selanjutnya
Untuk identifikasi lebih akurat, langkah-langkah tambahan
yang dapat dilakukan meliputi:
- Pengamatan
Mikroskopis:
- Ambil
sampel dari koloni menggunakan ose steril dan amati di bawah mikroskop
untuk melihat struktur mikroskopis seperti miselium, spora, atau sel
bakteri.
- Uji
Morfologi dan Biokimia:
- Lakukan
uji morfologi lanjutan untuk mengidentifikasi jenis jamur/kapang, seperti
Trichoderma, Aspergillus, atau Penicillium.
- Jika
diperlukan, lakukan uji biokimia atau molekuler (PCR) untuk konfirmasi
spesies.
- Inokulasi
Kembali:
- Isolasi
koloni individu untuk memastikan bahwa setiap koloni adalah populasi
mikroba yang murni.
Kesimpulan Sementara
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel tanah mengandung
mikroorganisme, terutama jamur atau kapang, yang tumbuh aktif pada media PDA.
Pertumbuhan ini sesuai dengan ekspektasi karena media PDA adalah media selektif
untuk jamur. Untuk identifikasi lebih pasti, diperlukan analisis mikroskopis
dan uji morfologi lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar