Selasa, 12 Agustus 2025

Pengamatan dan Identifikasi

 Hari ini dilakukan pengamatan mikroskopis terhadap isolat Trichoderma asal Kupang yang telah diinokulasi pada media agar satu minggu sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba berlangsung dengan baik, ditandai oleh perkembangan hifa dan produksi konidia yang aktif.

Secara mikroskopis, hifa Trichoderma terlihat septate, bercabang rapat, berwarna hialin (bening), dan tumbuh membentuk jaringan miselium yang padat — sesuai dengan karakteristik morfologi Trichoderma spp. Selain itu, terlihat jelas struktur konidiofor yang bercabang secara verticilat (bercabang seperti cemara) dan menghasilkan konidia (spora) berbentuk bulat hingga oval, yang tersusun dalam kelompok di ujung phialid. Keberadaan konidia yang melimpah menunjukkan bahwa isolat ini dalam kondisi sehat, aktif bereproduksi, dan siap untuk digunakan dalam aplikasi lebih lanjut seperti pembuatan pupuk hayati atau agens pengendali hayati.

Namun, yang menarik dan perlu catatan khusus adalah hilangnya produksi "hint kuning" yang sebelumnya menjadi ciri khas isolat ini saat pertama kali dieksplorasi. Warna kekuningan yang sempat teramati pada koloni di masa lalu tidak muncul lagi pada pertumbuhan kali ini, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Padahal, pada isolasi sebelumnya, warna tersebut menjadi penanda unik yang membedakan strain Kupang ini dari isolat Trichoderma lainnya.

Beberapa kemungkinan penyebab hilangnya warna kuning tersebut antara lain:

  • Perubahan kondisi lingkungan pertumbuhan, seperti perbedaan pH, suhu, cahaya, atau komposisi media agar yang digunakan saat ini dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
  • Stres fisiologis atau adaptasi selama masa dormansi, karena isolat berasal dari kultur lama (disimpan hingga 2 tahun), sehingga mungkin terjadi perubahan ekspresi genetik sementara.
  • Kehilangan produksi metabolit sekunder, karena warna kuning kemungkinan besar dihasilkan oleh senyawa pigmen seperti gliotoxin, trichodermone, atau metabolit lain yang diproduksi secara kondisional tergantung pada stres lingkungan atau usia kultur.

Meskipun warna kuning tidak muncul, viabilitas dan aktivitas reproduksi isolat tetap terjaga, yang menunjukkan bahwa Trichoderma ini masih memiliki potensi besar sebagai agens hayati. Namun, hilangnya ciri unik tersebut menunjukkan perlunya pemantauan lebih lanjut dan kemungkinan re-isolasi dari sumber asli untuk memastikan kestabilan karakter strain lokal.

Ke depan, disarankan untuk:

  • Mencoba menumbuhkan isolat pada media dan kondisi yang persis sama dengan saat pertama kali ditemukan warna kuning.
  • Melakukan analisis metabolomik sederhana atau uji kualitatif untuk mendeteksi senyawa pigmen.
  • Menyimpan kultur dengan metode yang lebih stabil (seperti glycerol stock atau lyophilization) untuk menjaga keaslian karakter strain.

Dengan demikian, meskipun Trichoderma Kupang saat ini tumbuh dengan baik secara morfologi, hilangnya hint kuning menjadi catatan penting dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan kekhasan mikroba lokal.

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Identifikasi Mikoriza